BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak – anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, bisa karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dari kadar normal. B. Ruang lingkup Ruang lingkup laporan terbatas pada pemberian asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosa medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, yang meliputi tahap pengkajian, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan head to toe, aktivitas sehari – hari, data penunjang, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. C. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan diagnosa medis anemia. 2. Tujuan khusus Melalui proses keperawatan diharapkan mampu: a. Melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan penyakit anemia. b. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah. c. Mampu melaksanakan rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang telah diprioritaskan. d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang diprioritaskan. e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan penyakit anemia. f. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan. g. Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan studi kasus. BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh (kamus bahasa Indonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya : Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999). Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, kapita selekta, jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999). Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah. B. Etiologi Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. 1. Perdarahan hebat 2. Akut (mendadak) 3. Kecelakaan 4. Pembedahan 5. Persalinan 6. Pecah pembuluh darah 7. Penyakit Kronik (menahun) 8. Perdarahan hidung 9. Wasir (hemoroid) 10. Ulkus peptikum 11. Kanker atau polip disaluran pencernaan 12. Tumor ginjal atau kandung kemih 13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak 14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah 15. Kekurangan zat besi 16. Kekurangan vitamin B12 17. Kekurangan asam folat 18. Kekurangan vitamin C 19. Penyakit kronik 20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah 21. Pembesaran limpa 22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah 23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah 24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal 25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter 26. Kekurangan G6PD 27. Penyakit sel sabit 28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E C. Tanda dan gejala 1. Lemah, letih, lesu dan lelah. 2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang – kunang. 3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat. D. Patofisiologi Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum – sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum – sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan. Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah. Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang, kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya dapat menghambat kerja organ – organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusak tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998). E. Pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan laboratorium ditemui : 1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl ) 2. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%) 3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik ) 4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi 5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik) .BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Biodata pasien Nama : Tn. K Umur : 70 tahun Jenis kelamin : Laki – laki Alamat : Nibong Status perkawinan : Kawin Agama : Islam Suku : Aceh Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani Diagnosa medis : Anemia 2. Keluhan utama Pasien mengatakan sakit kepala (pusing). 3. Riwayat kesehatan sekarang Pada tanggal 19 Septemberi 2017, Kamis, pukul 11.30 WIB, pasien mengeluh mual, muntah – muntah, lemah, lemas, pusing pada pagi hari, pusing dirasakan setelah beraktivitas mencangkul padi, pusing yang dirasakan pada bagian depan atas. 4. Riwayat kesehatan dahulu Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami sekarang sebelum masuk ke Rumah Sakit. 5. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes militus, penyakit jantung, struk, hipertensi. B. Pemeriksaan fisik a. Tanda – tanda vital Tekanan darah : 120 / 60 mmHg Nadi : 85 x / menit Pernafasan : 28 x / menit Suhu : 36,2 0 C Berat badan dan tinggi badan Berat badan dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak tahu dan pasien tidak bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. F. Analisa data No. Data Etiologi Masalah 1. Ds : Pasien mengatakan pusing pada bagian depan atas kepala. Do : Pasien tampak meringis kesakitan, mengeluh, tampak tidak nyaman pada sakit pada kepalanya, skala nyeri : 3 (nyeri sedang). - Kekurangan jumlah sel darah merah didalam tubuh - Pengangkutan sel darah merah ke seluruh tubuh tidak optimal - Sedangkan sel darah merah diperlukan untuk mengangkut oksigen ke dalam otak - Sehingga suplai oksigen ke dalam otak pun berkurang - Sakit kepala (pusing) - Gangguan rasa nyaman nyeri Gangguan rasa nyaman nyeri 2. Ds : Pasien mengatakan belum makan, lemas, mengeluh mual. Do : Pasien tampak mual dan muntah – muntah, lemas, muka pucat. - Mual - Mual dapat merangsang output dari dalam tubuh - Muntah – muntah - Tubuh kekurangan nutrisi - Intek tidak terpenuhi - Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi 3. Ds : Pasien mengatakan lemah, lemas. Do : pasien tidak bisa beraktivitas dengan leluasa karena badanya lemah, tangan kiri tidak bisa digerakan dengan bebas karena terpasang infus. - Tangan kiri dipasang infus - Tangan kiri tidak dapat bergerak bebas dengan leluasa - Keterbatasan dalam melakukan aktivitas - Gangguan aktivitas Gangguan aktivitas G. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut prioritas masalah 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya pengangkutan sel darah merah ke seluruh tubuh. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah. 3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan kiri. H. INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI No. Diagnosa keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi Tujuan Perencanaan Rasional 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya pengangkutan sel darah merah ke seluruh tubuh. Ds : Pasien mengatakan pusing pada bagian depan atas kepala. Do : Pasien tampak meringis kesakitan, mengeluh, tampak tidak nyaman pada sakit pada kepalanya, skala nyeri : 3 (nyeri sedang). Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan tanda – tanda vital normal kembali, nyeri pada kepala dapat berkurang dan hilang.  Observasi tanda – tanda vital  Relaksasi  Distraksi  Mengobservasi tanda – tanda vital dapat membantu dalam menentukan diagnosa keperawatan dan dapat memberikan tindakan keperawatan dengan tepat.  Relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri pada kepala, tidak memperparah nyeri.  Distraksi dapat memberikan ketenangan pada pasien, sehingga pasien tidak fokus pada nyeri.  Mengobservasi tanda – tanda vital dengan hasil : tekanan darah : 120 / 80 mmHg nadi : 85x / menit pernafasan : 28x / menit suhu : 36,2 0 C.  Memposisikan pasien dengan tepat dan nyaman, memberikan lingkungan yang tenang, membatasi pengunjung, menganjurkan pasien beristirahat dengan tenang.  Menganjurkan pasien untuk menarik nafas secara perlahan, memotivasi pasien untuk sembuh kembali. S : normal tanda – tanda vital : Tekanan darah : 100 – 140 mmHg nadi : 60 – 100x / menit pernafasan : 16 – 24x / menit suhu : 36 – 37,5 0 C. O : Pasien tampak masih sakit kepala. A : Masalah tidak teratasi. P : Lanjutkan intervensi pada siang hari. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah. Ds : Pasien mengatakan belum makan, lemas, lemah, mengeluh mual. Do : Pasien tampak mual dan muntah – muntah, lemas, lemah, muka pucat, konjungtiva anemis. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makan, kebutuhan nutrisi terpenuhi, mempertahankan keseimbangan berat badan yang sesuai, tidak mual dan tidak muntah – muntah.  Beri nutrisi  Beri minum air hangat (cairan)  Beri makan sedikit tapi sering  Membantu rencana diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.  Air hangat dapat merangsang kenyamanan perut agar tidak merasa mual dan muntah-muntah.  Meningkatkan energi dan mengurangi pengeluaran energi yang berlebihan.  Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.  Memberikan minum air hangat  Memberikan makan sedikit tapi sering. S : Pasien mengatakan badanya masih lemah, lemas. O : Pasien masih tampak lemah, lemas, dan pucat. A : Masalah tidak teratasi. P : Lanjutkan intervensi pada siang hari. 3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan sebelah kiri. Ds : Pasien mengatakan lemah. Do : pasien tidak bisa beraktivitas dengan leluasa karena badanya lemah, tangan kiri tidak bisa digerakan dengan bebas karena terpasang infus. Pasien dapat melakukan gerakan ringan dengan baik.  Anjurkan dan ajarkan pasien untuk melakukan gerakan ringan pada tangan yang terpasang infus.  Anjurkan pasien untuk melakukan gerakan ringan pada ekstermitas atas dan bawah.  Menghindari terjadinya kekakuan otot – otot pada tangan yang terpasang infus.  menghindari terjadinya kekakuan pada ekstermitas atas dan bawah.  Menganjurkan dan mengajarkan pada pasien untuk melakukan gerakan ringan pada tangan yang terpasang infus.  Menganjurkan pasien untuk melakukan gerakan ringan pada ekstermitas atas dan bawah. S : Pasien mengatakan masih tidak bisa beraktivitas dengan bebas dan masih lemah. O : Pasien tampak lemah dan dapat melakukan gerakan namun terbatas, tidak dapat melakukan personal higiene seperti memandikan, mencuci rambut, menggosok gigi, menggunting kuku. A : Masalah tidak teratasi. P : Lanjutkan intervensi pada siang hari. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). B. Saran Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia dari pada kita sudah terkena dampaknya. DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC. Jakarta. Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta. Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius fakultas universitas indonesia, Jakarta. Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses keperawatan, diagnosis dan evaluasi, edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGOBATAN HERBAL

OBAT SAKIT GIGI TRADISIONAL

  Obat Sakit Gigi Tradisional Penyebab sakit gigi bisa beberapa hal, diantaranya gigi berlubang, retak, terkikis, kebanyakan makan permen ka...