Asuhan Keperawatan Maternitas pada PAsien Kista Ovarium

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita. Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu. Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba fallopi menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.William Helm, C. 2005 mengatakan : prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau diovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk. Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awalmemiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor nondisgerminoma. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasanyang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidupselama 5 tahun adalah 86.2%. Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dantumor non neoplastik tidak, jika menghad api tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel ataukista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secaraspontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkanuntuk pengobatan operatif. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atauada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salphyngoforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunandan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggung jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi secara tidak menyeluruh yaitu pengangkatan salah satu organ seperti ovari,tuba fallopi, dan uterus. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudahterjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kejadian penyakit ini diIndonesia belum diketahui dengan pasti. Faktor yang dapat menyebabkankanker diantaranya adalah makan makanan tinggi lemak dan kurang serat, zat-zat tambahan sintetik pada makanan, kurang olah raga, merokok, polusi, virus, sering stress, dan faktor genetik juga berpengaruh. Jadi, harus lebih selektif memilih makanan yang sehat, lebih teratur berolahraga, jangan merokok, dan hindari hidup diantara para perokok. Sampai sekarang belumada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanya keganasan ovarium itu.sekarang yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya cukup mahal. 2. Tujuan a. Untuk mengetahui pengertian dari kista ovarium b. Untuk mengetahui apa saja sifat dari kista ovarium c. Untuk mengetahui anatomi fisiologi kista ovarium d. Untuk mengetahui klasifikasi kista ovarium e. Untuk mengetahui gradasi dan morfometri kista ovarium f. Untuk mengetahui etiologi kista ovarium g. Untuk mengetahui patofisiologi kista ovarium h. Untuk mengetahui gambaran klinis kista ovarium i. Untuk mengetahui panatalaksanaan kista ovarium j. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang kista ovarium k. Untuk mengetahui komplikasi kista ovarium l. Untuk mengetahui asuhan keperawan kista ovarium mencakup : pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga dapat disebabkan oleh faktor kesuburan. (Soemadi,2006) Suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur. (Dewa, 2006) Suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair. (Sjamsuhidyat, 1998) Pembesaran suatu organ yang di dalamnya berisi cairan seperti balon yang berisi air. (merdeka, 2000) Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273) Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium. (Smeltzer and Bare. 2002: 1556) Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Sjamsoehidyat,2005) 2. Sifat Kista Ovarium 1) Fisiologis Kista fisiologis lazim terjadi dan dianggap normal. Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel yang kemudian berkembang dan memiliki gambaran seperti kista. Biasanya kista tersebut memiliki ukuran di bawah 5 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG dan dalam tiga bulan akan hilang. Kista fisiologis tidak perlu dioperasi karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami metastase atau tidak. Kista ini dialami oleh wanita usia reproduksi karena masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menyebabkan nyeri ketika haid. 2) Patologis Kista patologis sering disebut sebagai kanker. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian paling tinggi di antara kelainan-kelainan ginekologik. Angka kematian yang tinggi karena pada awalanya penyakit ini timbul tanpa gejala dan tanpa keluhan jika sudah bermetastasis, sehingga 60-70% penderita datang pada stadium lanjut. Penyakit ini dikenal dengan istilah ‘silent killer’. Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi dengan cepat yang kadang tidak disadari penderita karena kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit untuk ditegakkan. Gejala-gejala seperti perut yang agak membuncit dan bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan ketika ukuran kista sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi sehingga tidak perlu dilakukan pengirisan pada perut penderita. Setalah diangkat pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak. 3. Anatomi Fisiologi Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi, ovarium dapat digerakkan. Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar. Ovarium terdiri dari dua bagian: 1) Korteks Ovarii : a. Mengandung folikel primordiaL b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf c. Terdapat korpus luteum dan albicantes 2) Medula Ovarii a. Terdapat pembuluh darah dan limfe b. Terdapat serat saraf Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal. 4. Klasifikasi Klasifikasi kista ovarium menurut Nugroho, 2010 adalah : 1) Tipe kista normal a. Kista Fungsional Kista Fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 – 8 minggu. 2) Tipe Kista Abnormal a. Kistadenoma Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri. b. Kista coklat (endometrioma) Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman. c. Kista dermoid Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala. d. Kista endometriosis Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas. e. Kista hemorhage Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah. f. Kista lutein Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma. g. Kista polikistik ovarium Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit. 5. Gradasi Dan Morfometri Tumor Ovarium. Prognosis penderita tumor ovarii dengan metastasis pada perluasan yang sama tergantung pada derajat keganasannya. Gradasi merupakan penilaian mikroskopik subjektif derajat diferensiasi. Meskipun kadang-kadang terdapat perbedaan dalam gradasi di antara patolog, cara ini adalah akseptibel untuk memperoleh gambaran sifat biologi tumor. Gradasi kebanyakan didasarkan ats kemiripan struktur keganasan yang terjadi dengan struktur normal pereksisten dan pada ciri-ciri sitonuklear epitelnya. Tumor derajat satu diperoleh ciri struktur glandular, glandular papilar atau papilar. Tidak terdapat lapangan sel solid. Tumor noma derajat II menunjukkan terutama pola glandular atau papilar. Di samping itu terdapat sarang-sarang sel solid. Polimorfinya lebih jelas daripada tumor derajat I. dalam tumor derajat III strujtur glandular sangat jarang atau sulit ditunjukkan. Pada gradasi histologik makin banyak digunakan metode pangukuran objektif yang disebut morfometri. Morfometri berdasarkan atas pengukuran ciri-ciri sel dalam jaringan seperti besarnya dan bentuk sel tumor dalam inti. Di samping itu arsitektur jaringan dapat dinyatakan secara objektif dengan menetapkan persentase volume epitel dalam hubungan terhadap jumlah mitosis. Terutama yang disebutkan belakangan ternyata berkolerasi lebih tepat dengan sifat biologi dibandingkan dengan gradasi histologik. Penetapan stadium dan gradasi Pembagian internasional (FIGO) adalah sebagai berikut : a. Stadium Ia : pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, tidak ada asites, kapsul utuh. b. Stadium Ib : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada asites, kapsul utuh. c. Stadium Ic : stadium Ia atau Ib dengan tumor pada permukaan ovarii atau ruptura kapsul atau dengan asites atau cairan bilasan ada sel maligna. d. Stadium IIa : pertumbuhan dalam satu atau kedua ovarium dengan perluasan ke uterus atau tuba e. Stadium IIb : idem dengan perluasan ke stryktur-struktur lain di dalam pelvis. f. Stadium IIc : stadium IIa atau IIb dengan tumor pada permukaan ovarii atau ruptura kapsul atau dengan asites atau dengan cairan bilasan ada sel maligna. g. Stadium III : pertumbuhan dalam satu atau kedua ovarium dengan perluasan dalam rongga perut di luar pelvis atau perluasan tumor di dalam pelvis minor ke omentum atau usus halus. h. Stadium IIIa : kelenjar limfe negatif dan perluasan di luar pelvis minor hanya mikroskopik i. Stadium IIIb : kelenjar limfe negatif dan perluasan di luar pelvis minor berdiameter lebih kecil dari 2 cm j. Stadium IV : metastasis di luar rongga perut atau metastasis hepar parenkimatosa. 6. Etiologi. a. Faktor genetik b. Wanita yang menderita kanker payudara c. Riwayat kanker kolon d. Gangguan hormonal e. Diet tinggi lemak, kurang serat f. Merokok dan Minum alkohol g. Pengunaan bedak talk perineal h. Sosial ekonomi yang rendah i. Kurang olahraga dan stress j. Terpapar dengan polusi dan agen infeksius 7. Patofisiologi Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia (degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya ovarium polikistik. (Corwin, 2002) Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis dan sel – sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson, 2006) Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang – kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut. (Robbins, 2007) 8. Gambaran klinis Kebanyakan wanita dengan kanker ovarii tidak menunjukkan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Keluhan utama pada wanita usia di atas 40 tahun yang mengingatkan pada tumor ovarii adalah : a. perut membesar atau keluhan abdominal b. pendarahan intra abdominal c. virilisasi (pada tumor-tumor yang memproduksi hormon) d. nyeri perut akut dapat terjadi pada tori tungkai ovarii e. gangguan haid f. asites dan anoraksia g. penurunan berat badan h. keluhan miksi dan defekasi i. nyeri punggung j. sesak napas karena penumpukan cairan pada rongga dada 9. Penatalaksanaan 1) Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi. 2) Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista. 3) Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga. 4) Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. (Lowdermilk.dkk. 2005) 10. Pemeriksaan penunjang 1) Laparaskopi  Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu. 2) Ultrasonografi  Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. 3) Foto Rontgen  Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. 4) Parasintesis  Fungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk. (Nugroho, 2010) 11. Komplikasi Menurut Sjamsuhidajat, komplikasi yang biasa terjadi pada kista ovarium adalah asites atau gejala sindrom perut akut akibatnya putaran tangkai tumor atau gangguan peredaran darah karena penyebab lain, yaitu : 1) Torsi Putaran kista yang biasanya searah dengan jarum jam. Dapat berputar sedikit saja atau terjadi beberapa putaran. Gangguan perdaran darah yang disebabkan oleh torsi mengenai susunan vena sehingga kista berwarna kebiruan, dalam keadaan ekstrim arteri juga terjepit. Torsi kadang – kadang disertai rasa nyeri yang hebat dan terus menerus. Tetapi kadang – kadang pula nyeri itu hanya sebentar. 2) Ruptur dari kista Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh karena trauma. Pada keduanya disertai gejala sakit, enek dan muntah – muntah. Ruptur kista memberikan bahaya seperti penyebaran isi kista dalam ruang abdomen yang akan segera dibentuk cairan baru oleh sel – sel di peritonium, sehingga akhirnya menyebabkan kematian. 3) Suppurasi dari kista Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi atau dapat pula berdiri sendiri, yaitu secara hematogen atau limfogen. 4) Perubahan keganasan Pada kistadenoma serosum, perbedaan histologis yang benigna dan maligna sukar ditentukan. Tetapi suatu hal yang nyata, bahwa pada jenis ini lebih sering jadi ganas, yaitu ± 25%. BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Data yang terkumpul dari pasien, pengkajian terdiri dari pengumpulan, pengelompokan data, analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan. a. Pengumpulan Data 1) Identitas Klien Identitas klien meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku, status perkawinan, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian dan alamat. 2) Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama, Keluhan yang diungkapkan saat dilakukan pengkajian dengan menggunakan metode PQRST : P : Provokatif atau paliatif yang menyebabkan nyeri dirasakan. Q : Kualitas nyeri yang dirasakan, apakah tertusuk, kram, kaku, terjepit, atau tertekan. R : Region, nyeri yang dirasakan mempengaruhi system tubuh atau tidak seperti nadi, tekanan darah, pernafasan, serta apakah mempengaruhi aktifitas selama perubahan posisi atau nyeri dirasakan menjalar ke area lain. S : Saverity, nyeri dirasakan hebat. Menengah – sedang, atau sedikit, tentukan dengan menggunakan skala 0 – 10 T : Time, apakah nyeri secara khas terus – menerus, cepat hilang dan dirasakan menetap. b. Riwayat Kesehatan Sekarang Perjalanan penyakit klien sebelum, selama perjalanan dan sesampainya di rumah sakit hingga saat dilakukan pengkajian. Tindakan yang dilakukan sebelumnya, dan pengobatan yang didapat setelah masuk rumah sakit. c. Riwayat Menstruasi Kaji menarche, siklus menstruasi, banyaknya haid yang keluar, keteraturan menstruasi, lamanya, keluhan yang menyertai. d. Riwayat Penyakit Dahulu Tanyakan penyakit yang pernah dialami dan berhubungan dengan sistem reproduksi, dan riwayat pengobatan klien. e. Riwayat kesehatan Keluarga Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit yang sama, penyakit keturunan atau riwayat penyakit menular. f. Riwayat kebiasaan sehari – hari Personal hygiene, Pola makan, Pola eliminasi, Pola aktifitas dan latihan, Pola tidur dan istirahat, dll. 2. Diagnosa Keperawatan Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu harus spesifik berfokus pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Menurut Doengoes (2000) diagnosa yang mungkin muncul adalah : a. Gangguan rasa nyaman/nyeri berhubungan dengan adanya massa intra abdomen, perjalanan proses penyakit. b. Gangguan rasa aman/cemas berhubungan dengan krisis situasi, acaman pada konsep diri, transmisi atau kontak interpersonal kebutuhan tidak terpenuhi. c. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan adanya perdarahan intra peritonial. 3. Rencana keperawatan Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Menurut Doengoes, alih bahasa Ester (2000) adalah : a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya massa. Tujuan : rasa nyaman terpenuhi dan tidak terasa nyeri Kriteria : a) Mengungkapkan berkurangnya nyeri. b) Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat. Intervensi Keperawatan No. Intervensi Rasional 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0-10), dan tindakan penghilangan yang digunakan. Evaluasi/sadari terapi tertentu misalnya pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterpi. Ajarkan pasien atau orang terdekat apa yang diharapkan. Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya reposisi, gosokan punggung) dan aktifitas hiburan (misalnya musik, televisi). Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri (misalnya teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi), tertawa, musik, dan sentuhan terapeutik. Evaluasi penghilangan nyeri / kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu. Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan dokter. Berikan analgesik sesuai indikasi. Anjurkan penggunaan kontrasepsi oral. Lakukan observasi selama sebulan atau dua bulan. Informasi memberikan data dassar untuk mengevaluasi kebutuhan/efektifitas intervensi. Pada banyak klien, nyeri dapat menyebabkan gelisah serta dapat meningkatkan TD dan nadi. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian. Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol. Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS. Rencana terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk kontrol nyeri. Saat perubahan penyakit / pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan. Kontrasepsi oral dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Kista akan ruptur atas diri mereka sendiri dan tak berbahaya, Tindakan laparatomi bertujuan untuk pengangkatan massa pada ovarium yang tidak ruptur dan dengan pertumbuhan cepat. b. Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan ancaman pada konsep diri, kebutuhan tidak terpenuhi. Tujuan : Rasa aman klien terpenuhi : cemas hilang Kriteria : a) Mengungkapkan kesadaran akan perasaan b) Kelihatan rilek, dapat tidur/istirahat dengan benar Intervensi Keperawatan : No. Intervensi Rasional 1. 2. 3. 4. Kaji tingkat kecemasan klien dan sumber masalah. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan. Bantu klien atau pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme koping yang lazim dan berkembang strategi koping baru jika dubutuhkan. Berikan informasi yang akurat tentang keadaan klien. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ringan, sedang atau berat sehingga memudahkan untuk menentukan intervensi. Klien akan merasa lega setelah mengungkapkan perasaan. Membantu memfasilitasi adaptisi yang positip terhadap peran baru : mengurangi perasaan ansietas. Khayalan yang disebabkan oleh kurangnya informasi atau kesalah fahaman dapat meningkatkan tingkat kecemasan. c. Resti kekurangan cairan b.d adanya perdarahan intra peritonial Tujuan : Kebutuhan cairan klien dapat terpenuhi Kriteria : a) Menunjukan keseimbangan cairan yang dibuktikan dengan TTV klien stabil, mukosa lembab, dan turgor kulit baik. Intervensi Keperawatan : No. Intervensi Rasional 1. 2. 3. 4. Awasi tanda – tanda Vital Catat respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan. Mis., ansietas, pucat, berkeringat, takipnea, peningkatan suhu. Berikan cairan/darah sesuai indikasi. Awasi pemeriksaan laboratorium misal : Hb/Ht, jumlah sel darah merah . Perubahan Td dan nadi dapat digunakan untuk perkiraan kasar kehilangan darah. Hipotensi postural menunjukan penurunan volume sirkulasi. Memburuknya gejala dapat menunjukan berlajutnya perdarahan atau tidak adekuatnya penggantian cairan. Penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemia dan lamanya perdarahan (akut atau kronis). Alat untuk menentukan kebutuhan penggantian darah dan mengawassi keefektifan terapi. 4. Implementasi Pelaksanaan pada klien kista ovarium dilaksanakan sesuai perencanaan perawatan yang meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien. 5. Evaluasi Evaluasi dilakukan setelah memberikan tindakan perawatan dengan melihat respon klien, mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan proses yang menetukan sejauh mana tujuan telah tercapai. BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga dapat disebabkan oleh faktor kesuburan. (Soemadi,2006) Suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur. (Dewa, 2006) Suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair. (Sjamsuhidyat, 1998) Pembesaran suatu organ yang di dalamnya berisi cairan seperti balon yang berisi air. (merdeka, 2000) Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempatutama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal. 2. Saran Sebagai perawat professional kita harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan kista ovarium baik patologis maupun fisiologis, yang mampu bisa memperlambat dan mencegah proses pelebaran tumor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGOBATAN HERBAL

OBAT SAKIT GIGI TRADISIONAL

  Obat Sakit Gigi Tradisional Penyebab sakit gigi bisa beberapa hal, diantaranya gigi berlubang, retak, terkikis, kebanyakan makan permen ka...