Asuhan Keperawatan Keluarga pada Penderita Hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keluarga adalah anggota keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam keluarga yang berperan dalam menentukan cara asuhan keperawatan yanga diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan dirumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak menjadi tindak lanjut oleh keluaga dirumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan sangat berhubungan atau sangagat signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga perawat mendapat dua keuntungan sekaligus, keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan idividu dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus meperhatikan niali-niali dan budaya yang berlaku dalam masyarakat atau keluarga.
Pelayanan keperawatan dirumah merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan ditempat tinggal klien dan keluaraga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang terkait dengan masalah kesehatan. Perawat yang melakukan perawatan dirumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun di Indonesia belum ada lembaga atau organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan dirumah secara administratif. Perawatan yang diberikan dirumah-rumah khususnya oleh perawat komunitas masih besifat sukarela belum ada pengaturan imbalan atau jasa yang diberiakan. Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasisiwa unutk memperoleh pengalaman nyata dalam asuhan keperawatan keluarga terhadap keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai macam konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan yang benar dan tepat pada keluarga dengan penderita Hipertensi.s melalui pendekatan penerapan proses keperawatan sebagai metode pemecahan masalah.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan askep keluarga ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian data yang benar dan tepat pada keluarga Ny. R dengan salah satu angota keluarga menderita Hipertensi.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan yang benar dan tepat pada keluarga Ny. R dengan salah satu anggota keluarga menderita Hipertensi.
3. Menyusun rencana keperawatan yang benar dan tepat pada keluarga Ny. R dengan Hipertensi.
4. Melaksanakan asuhan kperawatan yang benar dan tepat pada keluarga Ny. R dengan salah satu anggota keluarga menderita Hipertensi.
5. Mengevaluasi sejauh mana keberhasilan dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan / dilakukan pada kleuarga Ny. R dengan salah satu anggota keluarga menderita Hipertensi.
C. Manfaat
1. Manfaat bagi praktek keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada keluarga dengan masalah Hipertensi
2. Manfaat bagi Institut
Untuk memberi bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada asuhan keperawatan keluarga
3. Manfaat Bagi keluarga
Untuk menambah pengetahuan tentang masalah Hipertensi
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Mengumpulkan data dengan cara melakukan anamnesa langsung kepada klien dan wawancara dengan keluarga Ny. R dan orang lain yang mengetahui informasi tentang klien.
b. Observasi
Observasi ini dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan pengamatan langsung pada keadaan umum klien, pemeriksaan fisik dilakukan dengan melalui semua panca indra (head totoes) yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu yang mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari kelurga (friedman, 1988).
Kelurga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak (UU No. 10, 1992).
2. Tipe-tipe Keluarga
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi tiga tipe, antara lain :
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b. Keluarga besar ( Extended Family) adalah keluarga inti ditambah keluarga lain masih mempunyai hubungan adalah (kakek, nenek, paman, dan bibi)
c. Orang tua tunggal (Single Parent) adalah keluarga lain yang terdiri dari satu orang dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal suami.
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut parad dan Caplon (1965), dalam Friedman ada 4 yaitu :
a. Struktur peran keluarga menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam keluarga sendiri dan peranannya di lingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.
b. Nilai norma keluarga menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga khususnya berhubungan dengan kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah, ibu, orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga yang lain pada keluarga besar dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
4. Tahap-tahap Keluarga
Di indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap berdasarkan kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar psikososial, ekonomi keluarga di masyarakat yaitu :
a. Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan pengakaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau indikator keluarga sejahtera tahap satu.
b. Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya yaitu kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan, tempat tinggal atau transportasi.
c. Keluarga Sejahtera tahap II (Keluarga sejahtera II) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
d. Keluarga sejahtera tahap III (Keluarga sejahtera III) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, psikologis dan kebutuhan pengembangan tetapi belum dapat memberikan sumbangan baik internal ataupun keluarga serta berperan aktif dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat, yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga dan lain-lain.
e. Keluarga tahap IV (Plus) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya baik yang bersifat dasar, sosial, perkembangan serta telah mampu memberikan sumbangan yang nyata bagi masyarakat.
5. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman 1988 adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk memepersiapkan anggota keluarga untuk berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi dan tekspot bersosialisasi (Social action and social placement function) adalah fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi (The reproduction function) adalah fungsi untuk menghasilkan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi (The Economic function) adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi atau tempat untuk mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan penghasilan atau memenuhi kebutuhan kelaurga.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar memiliki produktifitas tinggi.
6. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Sesuai dengan pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipelihara dan dilakukan meliputi :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga yang merupakan kebutuhan yang tidak boleh dibiarkan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kegiatan sumber daya dan dana keluarga habis.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, tugas ini merupakan upaya keluarga utama untuk mencari pertolongan yang tepat yang mempunyai kemampuan memutusan untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
B. Konsep Dasar Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
b. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
3. Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
4. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
a. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
l. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
p. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
6. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian
1. Data umum
Nama KK : Ny. R
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : -
Suku/bangsa : Aceh/Indonesia
Alamat : Desa Asan, Kec, Lhoksukon, Kab. Aceh Uta
Denah rumah:
Keterangan:
RT : Ruang tamu
KT:Kamar tidur
DP: Dapur
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang pernah dialami
Ny, R mengatakan sudah mengalami Hipertensi ± 2 tahun yang lalu dan sudah berobat ke puskesmas dan ke Rumah Sakit beberapa kali dan sudah pernah di rawat, Ny. R sekarang hanya melakukan periksaan Rutin seminggu sekali di Rumah Sakit.
b. Riwayat penyakit keturunan
Ny, R ada yang menderita penyakit hipertensi, semua keluarga Ny, R menderita penyakit Hipertensi.
3. Kebiasaan sehari-hari
a. Biologis
a) Kondisi fisik
Penampilan fisik anggota keluarga berdasarkan observasi dan pemeriksaan yang dilakukan, tidak ditemukan kelainan/kecacatan hanya mengalami sedikit gangguan pendengaran.
b) Penyakit yang sering diderita
Ny, R menderita penyakit Hipertensi ia mengatakan sering sakit kepala dan pusing.
c) Pola istirahat
Istirahat/tidur semua anggota keluarga malam hari di mulai pukul 21.00 wib-22.00wib s/d pukul 05.30 wib pagi.Istirahat siang jarang hanya sesekali.
d) Kebersihan perorangan
Penampilam umum keluarga terlihat bersih, anggota keluarga mengatakan mereka mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun, menyikat gigi, rata-rata anggota keluarga mengganti baju 1x/hari.
e) Penyakit kronis/menular
Ny, R ada yang menderita penyakit kronis dan keturunan
f) Pola makan
g) Ny, R mengatakan makan 3x/hari dengan komposisi nasi, ikan, sayur, Ny, R mengatakan porsi makan sedikit tapi sering..Anggota keluarga mengatakan mencuci dahulu sayuran dan masakan yang lain sebelum di masak, setelah masak di simpan di bawah tudung saji .
1. Psikologis
b. Keadaan emosi
c. Didalam keluarga Ny, R dapat berinteraksi dengan baik karena saling menyayangi dan saling menghargai antara sesama keluarga di buktikan dengan mencari obat dan membawa anggota keluarga ke puskemas.Keluarga Ny, R juga senang dikunjung oleh mahasiswa dan berdiskusi masalah kesehatan.
3. Kegiatan Sosial
a) Keadaan ekonomi
Keluarga termasuk golongan ekonomi rendah, keluarga mengatakan penghasilan perbulan dikirim dari anaknya dan keluarganya, kebutuhan keluarga sehari-hari di bantu oleh anggota keluarga yang lain
b) Kegiatan organisasi
Keluarga Ny, R jarang mengikuti kegiatan apa saja yang diadakan di desanya
c) Hubungan dengan masyarakat
Keluarga Ny, R sering berkumpul dengan warga sekitarnya
d) Hubungan antar anggota keluarga
Hubungan antar keluaraga terjalin erat dan harmonis
e) Spiritual/cultural
Keadaan beribadah
Keluarga Ny, R menganut agama islam dan taat beribadah
f) Keyakinan tentang kesehatan
Keluarga Ny, R menyakini kesehatan seseorang ditentukan oleh Allah SWT dan keluarga akan merawat anggota keluarga yang sakit
g) Adat yang mempengaruhi kesehatan
Didalam keluarga Ny, R tidak ada adat yang mempengaruhi kesehatan anggota keluarga
4. Keadaan lingkungan
a. Di dalam rumah
a) Penerangan
Penerangan di dalam rumah cukup, cahaya matahari dapat masuk melalui jendela
b) Kebersihan dan kerapian
Lantai rumah agak kotor, tidak ada perabot didalam rumah
c) Sirkulasi udara
Udara dapat masuk ke dalam rumah karena ada ventilasi
d) Dapur
Terletak di belakang rumah dibagian dan kondisi dapur kurang tertata
e) Jamban
Keluarga memiki jamban pribadi
f) Sumber air minum
Keluarga mengkonsumsi air sumur yang digali.
C. Analisa Data
No Data Masalah Kesehatan Masalah keperawatan Keluarga
1 Ds :
- Ny, R menderita hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan jarang merasakan kepala pusing meskipun TD 140/100 mmHg
- Ny, R tetap melakukan aktifitas di rumah
- Ny, R Jarang memeriksa tekanan darahnya
- Ny, R mengatakan makan-makanan yang seharusnya tidak boleh dimakan
DO:
- Pemeriksaan fisik umum : keadaan umum Ny, R tampak segar tetapi kadang takut.
- Tanda-tanda vital
TD : 150/80 mmHg
N : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga yang sakit
2 Ds
- Klien mengeluh pusing
- Keluarga mengatakan tidak memahami sifat dan luasnya masalah yang dialami klien.
- Keluarga sering. Terjadi ketidak cocokan pendapat dari anggota keluarga sehingga pengobatan klien tertunda.
- Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan penyakit hipertensi.
DO.
- TC. 150/80 mmHg, nadi 88 x/menit
Gangguan rasa nyaman (pusing)
Ketidak mampuan keluarga merawat
Anggota keluarga yang sakit
3 DS:
- Mengatakan jarang memeriksa tekanan darahnya
- Mengatakan belum paham tentang cara-cara pencegahan hipertensi
- Mengatakan menderita hipertensi ± 3 thn yang lalu.
DO : TC 150/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR: 20 x/menit Resiko terjadinya komplikasi Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit\
D. Skoring Masalah
No DX Cerita Skor Bobot Nilai Pembenaran
1 a. Sifat masalah :
Tidak/kurang sehat
b. Kemungkinan masalah dapat di ubah:
Cukup
c. Potensial masalah untuk dicegah:
Tinggi
d. Menonjol masalah: Masalah berat harus segera ditangani. 3
1
3
2 1
2
1
1 3/3 x 1 = 1
1/2 x 2 = 1
3/3 x 1 = 1
2/2 x 1 = 1 Ketidak mampuan keluarga untuk merawat Ny, R ” dengan penyakit hipertensi merupakan ancaman terjadinya penyakit
Lamanya penyakit ±3 tahun yang lalu.
Penyakit hipertensi terjadi bias diobati
Bila tidak segera di tangani maka bisa terjadi hipertensi berlanjut.
Total Score 4
2 a. Sifatnya masalah : tidak/kurang sehat
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Cukup
c. Potensial masalah untuk dicegah:
Tinggi
d. Menonjolnya masalah: Masalah berat harus segera ditangani 3
1
3
2 1
2
1
1 3/3 x 1 = 2/3
½ x 2 = 1
3/3 x 1 = 1
2/2 x1 = 1 Penyakit hipertensi merupakan suatu keadaan kurang sehat/tidak sehat.
Kebiasaan klien yang dapat mendorong kekambuhan akan terualang kembali.
Pengobatan sudah di lakukan, sumber daya mencukupi
Keluarga menyadari adanya masalah dan harus segera ditangani.
Total Score 4
3 a. Sifat masalah :
Ancaman kesehatan
b. Kemungkinan masalah dapat diubah:
Sebagian
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Cukup
d. Menonjolnya masalah: Masalah berat harus segera ditangani 2
1
2
2 1
2
1
1 2/3 x 1 = 2/3
½ x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
2/2 x 1 = 1
Memerlukan penanganan yang secepatnya untuk mencegah komplikasi sumber dan tindakan.
Dapat dijangkau keluarga
Terjadinya penyakit.
Komplikasi dapat dicegah bila segera ditangani
Akan mengakibatkan stroke, gagal jantung.
Total score 3 1/3
E. Daftar Prioritas Masalah
Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1
2
3 Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi
Gangguan rasa nyaman (pusing) b/d ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat.
Resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi 4
4
3 1/3
F. Intervensi Keperawatan
Hari/Tanggal No DX Tujuan Kriteria Standar Intervensi
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1-5 x kunjungan rumah diharapkan pengetahuan keluarga tentang hipertensi meningkat
Keluarga dapat memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah hipertensi.
Keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Keluarga dapat menggunakan fasilitas yunkes secara tepat untuk mengetahui komplikasi
Verbal
Verbal
Psikomotor
Psikomotor
- Mampu menjelaskan arti hipertensi
- Mampu menjelaskan penyebab hipertensi
- Mampu menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
- Mampu menyebutkan cara pencegahan hipertensi
- Mampu menyebutkan salah satu komplikasi dari hipertensi
- Keluarga mampu untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah hipertensi dengan membawa anggota keluarga yang sakit berobat ke Rs atau puskesmas
- Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sedang sakit.
- Keluarga mampu menentukan status nutrisi /gizi sesuai dengan standar kesehatan yang mengalami hipertensi
- Keluarga mampu mengontrol emosi dan menata stress
\
Keluarga membawa anggota keluarga yang sakit ketempat pelayanan kesehatan terdekat.
Kaji pengetahuan keluarga tentang hipertensi
Pengertian hipertensi
Penyebab hipertensi
Tanda dan gejala hipertensi
Pencegahan hipertensi
Konflikasi hipertensi
Diskusi adanya tanda dan gejala hipertensi serta faktor yang memperburuk kondisi
Bimbingan keluarga untuk mengulangi apa yang telah di ajarkan.
Jelaskan akibat lanjut dari penyakit hipertensi jika tidak segera ditangani
Bimbingan untuk mengatasi resiko penyakit hipertensi
- Jelaskan petunjuk perawatan hipertensi dengan melakuan control secara rutin.
- Jelaskan manfaat gizi seimbang
- Demontrasikan cara menyusun menu yang benar untuk nutrisi yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
- Anjurkan klien untuk menghidari stress
- Ajurkan klien menata stress.
Jelaskan pada keluarga pelayanan yang cepat di manfaatkan
- Anjurkan klien untuk kontrol secara rutin.
- Anjurkan keluarga untuk mengguanakan yankes.
-
2 Setelah dilakukan awetan diharapkan:
- Klien merasa nyaman.
- Rasa pusing berkurang
Keluarga dapat memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah hipotesis
Keluarga mampu melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit. Verbal
Verbal
Psikomotor - Keluarga dapat mengetahui hal-hal yang dilakukan terhadap penderita Hipotesis di rumah
- Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk klien
- Keluarga dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk pengobatan
Keluarga mampu untuk merawat anggota keluarga yang sedang sakit.
- Keluarga berusaha menghindarkan klien dari faktor pencetus seperti: (kopi, garam, stres)
- Keluarga bersedia untuk mengontrol anggota keluarga yang sakit secara rutin
Keluarga segera tanggap bila klin mengeluh pusing yang dirasak tak kunjung reda.
- Kaji pengetahuan keluarga untuk mengatasi penyakit Hipertensi
- Berikan kesempatan pada klien oleh keluarga untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti untuk mengatasi penyakit hipotesis
- Evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan dengan klien dan keluarga Ny, R
- Diskusikan dengan keluarga Ny, R bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat bagi klien
- Kaji pikiran keluarga Ny, R untuk menyediakan sumber daya yang ada (keuangan dan transportasi untuk pengobatan.
- Kaji kemampuan Ny, R yang telah dilakukan untuk menghindari faktor pencetus.
- Anjurkan keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke yankes untuk mengontrol kondisi klien
- Lakukan kunjungan rumah secara rutibn untuk mengetahui prilaku klien dan keluarga dirumah.
3. Setelah dilakukantindakan keperawatan selama 1-2 x kunjungan rumah diharapkan resiko terjadinya komplikasi dapat dicegah.
Keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat akibat dari komplikasi Hipotesis
Keluarga mampu melkaukan perawatan pada anggota keluarga
Keluarga dapat
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara tapat untuk merawat apabila tekanan darah terus meningkat.
Verbal
Verbal
Psikomotor
Psikomotor - Keluarga dan klien mampu menyebutkan penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah
-
Keluarga mampu menyebutkan tanda peningkatan tekanan darah
- Keluarga mampu menyebutkan akibat yang mungkin terjadi dari peningkatan tekanan darah.
- Keluarga mampu memutuskan tindakna yang tepat untuk mengatasi komplikasi
- Keluarga amampu merawat anggota keluarga dengan mengontrol makanan yang harus dipantangi
- Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang telah terseida - Jelaskan kepada kelurga Ny, R tentang kemungkinan penyebab terjadinya tekanan darah tinggi
- Jelaskan tentang tanda dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah
- Jelaskan tentang akibat dari peningkatan tekanan darah
- Jelaskan komplikasi akibat hipotesis
- Berikan keluarga kesempatan untuk mengambil keputusan
- Jelaskan tentang makanan yang boleh dan tidak boleh di makan oleh Ny “S”
- Jelaskan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan.
- Berikan pengaetahuan terhadap prilaku yang telah dilakukan untuk mempertahankan agar tidak terjadi komplikasi
G. Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal No DX Implementasi Evaluasi
1 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang hipertensi
2. Pengertian Hipertensi
3. Penyebab hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Pencegahan hipertensi
6. Komplikasi hipertensi
7. Mendiskusikan adanya tanda dan gejala serta faktor yang memperburuk kondisi
8. Membimbing keluarga untuk mengulangi apa yang telah diajarkan
9. Menjelaskan akibat lanjut dari penyakit hipoteisis jika tidak segara ditangani.
10. Membimbing keluarga untuk mengulangi apa yang telah diajarkan
11. Menjelaskan petunjuk perawatan hipotesisi dengan melakukan control secara rutin.
12. Menjelaskan manfaat gizi seimbang Mendemonstrasikan cara menyusun menu yang benar untuk nutrisi yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
13. Menganjurkan klien untuk menghidari stres
14. Mengajarkan klien cara menata stress
15. Menjelaskan pada keluarga dan klen pelayanan dan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
16. Menganjurkan klien kontrol secara rutin
17. Menganjurkan kluarga dan klien untuk menggunakan yankes.
S: keluarga Ny.S mengatakan sudah bisa mengenal masalah kesehatan terutama tentang hipertensi
O O: Keluarga Ny.S mampu menyebutkan tentang :
- Pengertian Hipertensi
- Penyebab Hipertensi
- Tanda dan gejala Hipertensi
- Pencegahan hipertensi
- Komplikasi hipertensi
A : Tujuan jangka pendek 1-7 tercapai
P : Optimalkan jangka pendek 1 dan seterusnya
Lanjukan ke diagnosa ke 2
2 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Ny. S untuk mengatasi penyakit Hipertensi
2. Memberikan kesempatan pada Ny.S” untuk menanyakan hal-hal yang kurang di mengerti untuk mengatsai penyakit hipertensi
3. Mengevakuasi secara singkat terhadap topik yang disampaikan pada keluarga Ny.S dan
4. Mendiskusikan dengan keluarga Ny.S bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat bagi Ny.S
5. Mengkaji pikiran keluarga Ny.S untuk menyediakan suber daya yang ada (keluarga dan transportasi) untuk pengobatan
6. Mengkaji kemampuan Ny.S yang telah dilakukan untuk menghidnari faktor pencetus.
7. Menganjurkan keluarga Ny.S untuk membawa Ny.S kepelayanan kesehatan yaitu PKM atau Rumah sakit untuk mengontrol kondisinya.
8. Melakukan kunjungan rumah keluarga Ny.S secara rutin untuk mengetahui prailaku keluarga Ny.S” dirumah.
S : Keluarga mengatakan sudah bisa mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit klien.
O Keluarga sepakat untuk selalu membawa klien ke puskesmas untuk mengotrol tekanan darahnya
A : Tujuan jangka pendek 1 tercapai
P:
Optimalkan jangka pendek 1,2,3,4,5,6,7
Lanjutkan ke diagnosa ke 3
3 - Menjelaskan kepada keluarga Ny.S dan tentang kemungkinan penyebab terjadinya tekanan darah tinggi.
- Menjelaskan tentang tanda dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah
- Menjelaskan kepada Ny.S tentang akibat dari peningkatan tekanan darah
- Memberikan kesempatan kepada keluarga Ny.S untuk mengambil keputusa
- Menjelaskan tentang makanan yang boleh dan tidak boleh didimakan oelh Ny.S
- Menjelaskan pada keluarga Ny, R tentang fasilitas yankes yang dapat dimanfaatkan
- Memberikan pengetahuan terhadap prilaku yang telah dilakukan oleh Ny, R untuk terus mempertahankan agar tidak terjadi komplikasi.
S:
Keluarga Ny, R mengatakan sudah mampu merawat Ny, R
- Keluarga Ny.S mengatakan sudah mengetahui bahwa salah satu akibat hipertensi stroke
- Keluarga Ny, R mengatakan sudah mengerti tentang diet yang diberikan kepada Ny, R
O O:
Ny, R rutin minum obat yang telah diberikan di Rumah Sakit sesuai instruksi dokter
A A:
tujuan jangka pendek 2,3,4 tercapai
P:
Intervensi dihentikan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
B. Saran
Di harapkan perawat kedepannya dapat menentukan diagnosa keperawatan yang baik dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddart (2001). Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Buku Kedokteran, Jakarta: EGC.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 2001
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
PENGOBATAN HERBAL
OBAT SAKIT GIGI TRADISIONAL
Obat Sakit Gigi Tradisional Penyebab sakit gigi bisa beberapa hal, diantaranya gigi berlubang, retak, terkikis, kebanyakan makan permen ka...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DEPARTEMEN Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru la...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningitis Ensefalitis Merupakan Penyakit Yang Menyerang System Saraf.Kebanyakan Penyakit...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar