ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE AKUT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Pasien yang di rawat di rumah sakit umumnya dengan masalah fisik juga mengalami psikososial seperti berdiam diri, merasa kecewa, malu dan merasa tida berguna di sertai keraguan-keraguan dan kepecayaan diriyang kurang. Pemeriksaan penunjang yang di lakukan pada pasien ( laboraturium, CT,Scan ) dan tindakan ( suntikan, infus, observasi rutin) sering membuat pasien sebagai objek, keluarga juga sering merasakan kekhawatira untuk membicarakan keaadaan pasien.
            Pasien dan keluarga sering tidak di ajak komunikasi, kurang di beri informasi yang dapat mengakibatkan perasaan sedih, takut, marah, tidak berdaya karena informasinya tidak jelas disertai ketidakpastian.
            Dengan melakukan asuhaan keperawatan pada konsep dari pasien yang di intergrasikan secara komprehensif pada program asuhan pasien dan kelurga pasien mungkin dapat berperan serta” self care( perawatan diri) dan “ family support” ( dukungan keluarga dapat terwujud ).
Keadaan pasien dan keluarga ini dapat di atasi dengan cara peningkatan kualitas asuhan pelayanan keperawatan. Salah satu aspek yang dapat dilakukan adalah asuhan keperawatan psikososial khususnya perawatan konsep diri pasien dengan memberdayakan kelurga dan sistem pendukung pasien. 

B. Ruang Lingkup
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penyusun membatasi ruang lingkup makalah hanya pada “ Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit DIARE.



C. Tujuan Penulisan
            Dalam penulisan makalah ini bertujuan :
1.      Untuk memenuhi sejauh mana perawat membuat asuhan keperawatan.
2.      Untuk menambah penggetahuan bagi perawat, khususnya tentang pedoman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakitDIARE.
3.      Memberikan alternatif pemecahan masalah yang mungkin berguna dan dapat di terima dalam pemberian Asuhan Keperawatan.
4.      Untuk mengetahui gambaran tentang penyakit DIARE.













BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN
      Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
      Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

B. PENYEBAB
      Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous).
b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
              Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis

C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
            Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
4. Gangguan gizi
     Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang    bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi
            Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi pasien akan meninggal.

D. MANIFESTASI KLINIS DIARE
1.      Mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan menggigil, nafsu makan berkurang bahkan tidak ada, tinja menjadi cair bahkan mengandung darah dan lendir, berat badan turun tungur kulit berkurang
2.      Muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare
3.      Bila sudag banyak kehilangan cairan dan elitrolit maka akan terjadi dehidrasi

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) Ph dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan
.
G. PENATLAKSANAAN
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a)      Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1)      Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2)      Cairan parentral
Diberikan pada pasien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
Ø  Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
-         1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
-         7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
-         16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
Ø  Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
-         1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
Ø  Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
-         1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
-         7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
-         16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
Ø  Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
-         Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
-         Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
Ø  Untuk bayi berat badan lahir rendah
-         Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
b)      Pengobatan dietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
Ø  Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh
Ø  Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
Ø  Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.


c)      Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

2.    Keperawatan
Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada pasien lain.
a.       Data focus
1)      Hidrasi
-         Turgor kulit
-         Membran mukosa
-         Asupan dan haluaran
2)      Abdomen
-         Nyeri
-         Kekauan
-         Bising usus
-         Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
-         Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
-         Kram
-         Tenesmus
b.      Diagnosa keperawatan
1)      Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara intake dan out put.
2)      Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kontaminasi usus dengan mikroorganisme.
3)      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi yang disebabkan oleh peningkatan frekuensi BAB.
4)      Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal lingkungan, prosedur yang dilaksanakan.
5)      Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya pengetahuan.
c.       Intervensi
1)      Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
Ø  Pantau cairan IV
Ø  Kaji asupan dan keluaran
Ø  Kaji status hidrasi
Ø  Pantau berat badan harian
Ø  Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi.
2)      Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut
Ø  Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya: pertama diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan biasa yang mudah dicerna seperti: pisang, nasi, roti atau asi.
Ø  Hindari memberikan susu produk.
Ø  Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.
3)      Cegah iritasi dan kerusakan kulit
Ø  Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.
Ø  Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.
Ø  Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam akan mengiritasi kulit).
4)      Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan infeksi (merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).
5)      Penuhi kebutuhan perkembangan anak selama hospitalisasi.
Ø  Sediakan mainan sesuai usia.
Ø  Masukan rutinitas di rumah selama hospitalisasi.
Ø  Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuai usia.
6)      Berikan dukungan emosional keluarga.
Ø  Dorong untuk mengekspresikan kekhawatirannya.
Ø  Rujuk layanan sosial bila perlu.
Ø  Beri kenyamanan fisik dan psikologis.
7)      Rencana pemulangan.
Ø  Ajarkan orang tua dan anak tentang higiene personal dan lingkungan.
Ø  Kuatkan informasi tentang diet.
Ø  Beri informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orang tua.
Ø  Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaan ulang



















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.       Pengkajian
a.      Identitas Pasien
Nama                          :    AN. FN
Jenis kelamin               :   Perempuan                      
Umur                           :    2 tahun
Alamat                        :     Peurupok
No. RM                      : 09-98-71
Diagnosa medis           :    Diare

B.       Riwayat Keperawatan
1.      Riwayat keperawatan sekarang
a.       Keluhan utama :
Pasien datang ke rumah sakit. Dari anamesa yang di dapat dari ibu pasien dengan keluhan BAB lebih dari 5 kali, muntah saat di beri makan, batuk-batuk dan menangis tidak keluar air mata.
b.      Riwayat penyakit saat ini :
Ibu pasien mengatakan pada pagi hari suhu badan pasien tinggi, 37 oC, dan pada saat makan pasien muntah

C.       Observasi  dan Pengkajian Fisik (HEAD TO TOE)
      Keadaan Umum :
      Tanda-tanda Vital
      S       : 37oC
      N      : 86 x/menit
      RR    : 22 x/menit
TD   : 160/90 mmHg
     
D.      Analisa Data
No.
Data
Etiologi
Problem
1.
DS  : Ibu pasien mengatakan BAB lebih dari 5 x dengan kosentrasi tinja cair dan berbau busuk.
DO : pasien terlihat lemah .         
         Mata pasien tampak cekung
         Tugor pasien kurang baik
Pengelura cairan yang berlebihan
ganguan keseimbang cairan dan elektrolit
2.
DS  : ibu pasien mengatakan masih sering muntah dan kurang makan.
DO : pasien tidak mengahabis porsi makanan yang disediakan
Muntah
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3.
DS  : ibu pasien mengatakan badan      
          panas
DO : -Suhu tubuh
-Pasien tampak meringis kesakitan.
Preningkatan suhu tubuh
Gangguan rasa nyaman
4.
DS  : ibu pasien merasa cemas dengan penyakit yang di derita
DO  : pasien nampak cemas pada saat di rumah sakit.
cemas
Kurang pengetahuian / informasi

E.       Diagnosa Keperawatan
1.      gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubung dengan pengeluaran yang  berlebihan
2.      perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan  muntah gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatn suhu tubuh
3.      gangguan rasa nyaman berhubungan dengan peningkatan suhu tubu
4.      cemas berhubungan kurangnya pengetahuan/infomasi tentang penyakit yang diderita pasien

F.        Intervensi Keperawatan
No.
Dx. keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Dx 1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, terjadi pengurangan cairan yang berlebihan dengan KH:
Pasien BAB berkurang dengan konsentrasi 1-2 kali sehari.
- Pasien tampak sehat
- Tanda-tanda vital
S       : 37oC
N      : 86 x/menit
RR    : 22 x/menit
TD   : 160/90 mmHg
1. observasi tanda-tanda vital suhu, nadi dan pernapasan
2. anjurkan pada pasien untuk tetap mengatur waktu makan.
3.Kaji tingkat cairan dan elektrolit
·        Mengetahui keadaaan umum pasien
·        Untuk mengetahui pasien kurang nutrisi atau tidak
·        untuk mengetahui berapa banyak kekrangan caiaran
2.
Dx 2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, kluien mau makan dengan KH:
Menu yang di sediakan telah habis di makan
1. Kaji status pasien
Dan faktor-faktor penyebab kurangnya intrake nutris kleni.
2. Anjurn pada pasien, untuk makan dalam porsi kecil taapi sering.

3. Hindari makanan yang keras dan makanan yang banyak mengandung lemak.
1. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari keadaan pasien.
2.Mencegah peransangan yang mendadak pada lambung.
3.Untuk mrnghindarkan instansi  pada daerah pencernaan
3.
Dx 3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, menunjukan penurunan suhu tubuh dengan KH:
- suhu tubuh 37 C kembali normal
- ibu pasien badan anaknya tidak panas lagi
1. memberi kompres panas pada pasien
2. observasi timbulnya nyeri
3. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat antipiretik.
1.menurunkan suhu tubuh pasien
2.seberapa jauh nyeri menentukana  etiologi dan manifestasi terjadinya komplikasi
3.untuk mengurangi tubuh pasien dari demam menjadi normal
4.
Dx 4
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, orang tua pasien mengetahui penyakit yang di derita anaknya dengan KH:
Keluarga dan ibu pasien dapat mengerti tentang penyakit akut dan penyebab.
Berikan pendidikan kesehatan pada keluarpasien
-berikan pengertian penyakit yang di deritanya
-berikan penjelasan penyebab dan efeknya.
Agar pasien tahu dan mengerti tentang penyakit yang di derita

G.    Implementasi Keperawatan
No.
Dx. Keperawatan
Implementasi
1.
Dx I

1. Mengobservasi tanda-tanda vital suhu, nadi dan pernapasan
2. Menganjurkan pada pasien untuk tetap mengatur waktu makan.
3.Mengkaji tingkat cairan dan elektrolit




Dx II
1.      Mengkaji status pasien Dan faktor-faktor penyebab kurangnya intrake nutris kleni.
2.      Menganjurkan pada pasien, untuk makan dalam porsi kecil taapi sering.
3.      Hindari makanan yang keras dan makanan yang banyak mengandung lemak.


Dx III
1. memberikan kompres panas pada pasien
2. Mengobservasi timbulnya nyeri
3. Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat antipiretik.

IV
1.      Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarpasien
2.      Memberikan pengertian penyakit yang di deritanya
3.      Memberikan penjelasan penyebab dan efeknya.








E.  Evaluasi Keperawatan
No.
Dx. keperawatan
Evaluasi
1.
Dx I






S: Ibu pasien mengatakan anaknya BAB lebih dari 5 kali sehari da.n cair.

O : pasien terlihat lemah .            
         Mata pasien tampak cekung
         Tugor pasien kurang baik
A : Masalah belum teratasi.
P  : Lanjutkan intervensi.





Dx II


S : ibu pasien mengatakan anaknya kurang nafsu makan.
O : pasien tidak mengahabis porsi makanan yang disediakan
A : Masalah belum teratasi.
P  : Lanjutkan intervensi.
Dx. III


S  :pasien mengatakan badannya panas.
O : -Suhu tubuh 37 C
-Pasien tampak meringis kesakitan
A : Masalah belum teratasi.
P  : Lanjutkan intervensi.
I  :




Dx IV
S  : pasien mengatakan bahwa dia cemas akan penyakitnya.
O : ibu pasien nampak cemas pada saat di rumah sakit
A : Masalah belum teratasi.
P  : Lanjutkan intervensi.
























BAB IV
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Diare juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.


















DAFTAR PUSTAKA

Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatik, Jakarta, EGC
Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa : Manulang R.F. Jakarta, EGC
Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru
Kejang pada anak. www. Pediatik.com / knal.php







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGOBATAN HERBAL

OBAT SAKIT GIGI TRADISIONAL

  Obat Sakit Gigi Tradisional Penyebab sakit gigi bisa beberapa hal, diantaranya gigi berlubang, retak, terkikis, kebanyakan makan permen ka...