ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BBLR

 BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energy kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Salah satu indicator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, maka kematian bayi di Indonesia tercatat 510 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Ini memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi bila di bandingkan dengan Negara-negara di ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7-14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi ( depkes RI 2005)
Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua 98% dari 5 juta kematian neonatal di Negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari 2/3 kematian adalah BBLR yaitu berat badan kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di Negara berkembang.



B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan BBLR ?
2.      Apa etiologi BBLR ?
3.      Bagaimana tanda-tanda klinis BBLR ?
4.      Apa saja komplikasi pada BBLR ?
5.      Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada BBLR ?
6.      Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ?

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR
2.      Untuk mengetahui etiologi BBLR
3.      Untuk mengetahui tanda-tanda klinis BBLR
4.      Untuk mengetahui komplikasi pada BBLR
5.      Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada BBLR
6.      Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR

















BAB II
TINJAUAN TEORI

A.      Definisi
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram ( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961)Ada dua macam BBLR yaitu :
1.      Prematuritas murni / Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ): bayi yang dilahirkan dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2.      Dismaturitas / Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)/Bayi kecil masa kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.. Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR ).
Penggolongan derajat prematuritas bayi
1.      Bayi yang sangat prematur (extremly prematur).
2.      24 – 30 mg gestasi
3.      Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama dinegara yang blm maju.
4.      Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan perawatan intensif yang memerlukan alat-alat canggih untuk mencapai hasil yang optimum
5.      BB 500-1400 gram
6.      0,8% seluruh kelahiran hidup
7.      Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis tidak disebabkan oleh defek atau trauma lahir
8.      Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis

Bayi dengan derajat prematur sedang (moderatly prematur).
1.      Gestasi 31-36 mg
2.      Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama
3.      Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila pengelolaan bayi intensif
4.      BB >1500 gram – 2500 gram
5.      6%-7% seluruh kelahiran hidup
6.      Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih sedikit, banyak rambut halus, genetalia kurang berkembang
7.      Masa gestasi 37mg
8.      Mempunyai sifat prematur dan matur
9.      Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur
10.  Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi prematur seperti sindroma gawat napas, hiperbilirubinemia, refleks isap lemah
11.  Perlu penanganan lebih seksama
12.  Borderline prematur
13.  Prosentase Kematian
14.  Gestasi kurang dari 24 mg : umumnya meninggal
15.  Gestasi 27-28 minggu: survive 50%
16.  Gestasi 29 minggu: survive 80%
17.  Gestasi 30 minggu: survive 85%

B.       Etiologi
a.       Penyebab bayi lahir premature :
1.         Faktor Ibu :
2.         Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik,DM,infeksi akut, psikologis dll)
3.         Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dan pada multigravida Jarak kelahian terlalu dekat
4.         Social ekonomi : Malnutrisi dan antenatal yang kurang
5.         Faktor janin
6.         Hydroamnion
7.         Kehamilan multiple/ganda
b.      Penyebab bayi lahir dismature :
1.      Faktor ibu
2.      penyakit jantung, penyakit ginjal kronis, hipertensi
3.      Ibu DM berat
4.      Hipoksia ibu (penyakit paru kronis, hemoglobinopat, tinggal di pegunungan)
5.      Malnutrisi
6.      Bahan teratogonik ( alcohol, radiasi, obat )
c.       Faktor uterus dan plasentak: kelainan pembuluh darah, insersi tali pusat yang tidak normal, sebagian plasenta lepas, infark plasenta dll
7.      Faktor janin: kehamilan ganda, kelainan kromosom, infeksi dalam kandungan (TORCH)
8.      Faktor sosial ekonomi

C.      Tanda-tanda Klinis
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
a.       Prematuritas murni
1.      BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
2.      Masa gestasi < 37 minggu
3.      Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
4.      Lanugo banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
5.      Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
6.      Tulang rawan telinga belum sempurna, wajah tangan belum sempurna
7.      Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
8.      Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
9.      Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
10.  Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea, otot masih hipotonik
11.  Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
b.      Dismaturitas
1.      Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
2.      Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
3.      Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
4.      Tali pusat berwarna kuning kehijauan
Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun fisiologis maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :
1.      Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak dibawah kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, otot yang tidak aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya.
2.      Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan kekurangan surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah yang tulang iga yang mudah melengkung(pliable thorak)
3.      Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit membran hialin dan aspirasi pneumoni.
4.      Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak, laktosa,vitamin yang larut dalam lemakdan bebberapa mineral tertentu berkurang. Kerja dari sfingter kardio esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi asspirasi.
5.      Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.
6.      Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang sedikit, urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan airtubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.
7.      Perdarahan mudahbterjadi karena pembuluh darah yang rapuh(fragile), kekurangan faktor pembekuan seperti protrombine, faktor VII dan faktor christmas.
8.      Gangguan imunologok, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahya kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi masih belum baik
9.      Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi BBLR sering menderita apnea,asfuksia berat dan sindroma gangguan pernafasan. Luasnya perdarahan intraventrikuler
10.  Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi(PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina yang diikuti oleh proliferasi kapiler-kapiler baru kedaerah yang iskemi sehingga terjadi perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi menjadi buta. Untuk menghindari retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan pada bayi prematur tidak boleh lebih dati 40%. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.

D.      Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya, bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi BB lahirnya lebih kecil ketimbang kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderitaanemia.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat mengakibatkan morbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %, tetapi berat bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi. Kematian diduga karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa gestasi.  Pada BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.


E.       Pemeriksaan Diagnostik
1.      Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia
2.      Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3.      Titer Torch sesuai indikasi
4.      Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi
5.      Pemantauan elektrolit
6.      Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )

F.       Penatalaksanaan
a.       Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator
b.      Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d 37,0 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.
Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram
c.       Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
d.      Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
e.       Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
f.       Pemberian makanan
Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori, dibandingkan dengan bayi preterm.
g.      Memulangkan Bayi
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol maupum putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 – 30 gram / hari dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah berat sudah teratasi.




BAB III
TINJAUAN KASUS

A.      Pengkajian
a.      Identitas Pasien
Nama   Bayi                            : By.Ny.W
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Tanggal lahir/Usia                   : 25 April 2018
Nama Orang Tua                     : Ny.J
Pendidikan Ayah / Ibu            : SMA
Pekerjaan Ayah / Ibu               : Ibu Rumah Tangga/ Swasta
BB                                           : 130 GR
Diagnosa Medik                      : BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Tanggal di rawat                     : 25 April 2018

b.      Keluhan Utama
Pada pengkajian tanggal 25 April 2018 bayi waktu lahir 1300 gram.
c.       Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi lahir dengan SC (Sectio Cesaria ) dengan indikasi plasenta rendah dan letak sunsang ,Kemudian bayi diperiksa oleh dokter di RSUD Cut Meutia Lhokseumawe, setelah diperiksa dokter pun menyarankan bayi agar dirawat inap dan diberikan tindakan medis,.kemudian ibu pasien pun bersedia untuk dirawat inap bayi nya diruang Bayi di di RSUD Cut Meutia Lhokseumawe.
d.      Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat ketika hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya dengan teratur ke puskesmas terdekat 2-3 bulan sekali.Keluhan saat hamil muntah selama beberapa hari.ketika awal kehamilan kemudian ada keluhan pusing ketika kehamilan lebih dari 6 bulan.
e.       Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu bayi mengatakan pernah mengalami hipertensi,mual ketika hamil.Kemudian Ibu bayi mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,Hepatitits.Ayah bayi menederita hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan tidak pernah mendeita penyakit menular.

B.       Riwayat
1.      BAYI
Pada saat pengkajian tanggal 25- April 2018 didapatkan AFGAR SCORE : 5-6-7. Berat Badan 1300 gram.Denyut jantung normal .
2.      IBU
Usia ibu 23 tahun,usia kehamilan 36 minggu,ini kehamilan ke-2,tidak pernah abortus,jenis persalinan sectio cesaria dengan alasan plasenta rendah dan letak sunsang

C.      Pengkajian Fisik Neonatus
1.      Reflek
·         Reflek Moro terlihat bila bayi dikagetkan
·         Reflek menggenggam bayi dapat menggenggam dengan kuat
·         Reflek menghisap kuat
2.      Tonus / aktivitas
Respon gerak ekstremitas atas dan bawah dapat bergerak dengan normal,bayi dapat menangis keras.
3.      Kepala / Leher
Bentuk kepala menonjol kebelekang,bentuk wajah simetris,bentuk kepala dan leher simetris.
4.      Mata
Keadaan mata bersih,bentuk simetris antara kanan dan kiri.Jarak antara interkontus 2,1 cm,sklera putih
5.      THT
Bentuk telinga normal,simetris antara kiri dan kanan,bentuk hidung simetris,keadaan bersih.
6.      Wajah
Bentuk wajah simetris,tidak ada bibir sumbing,
7.      Abdomen
Bentuk datar,lingkar perut 29 cm,tidak ada pembesaran hati
8.      Thorax
Bentuk thorax simetris,klavikula normal kanan dan kiri,terlihat retensi dinding dada.Auskultasi broncho vesikuler
9.      Genital
Bayi berjenis kelamin perempuan,genital normal
10.  Anus
Paten (-),normal tidak ada kelainan atau gangguan.

D.      Analisa Data
No
Data
Masalah
Etiologi

1






Faktor Resiko
Warna kulit kemerahan
Kulit bayi terlihat kering
Berat badan bayi 1300 gr
Usia kehamilan 36 minggu
Ibu mengganti popok bayi
Lemak subkutan tipis / sedikit
Hasil ttv   T: 37ºc
                 R: 45x/m
                 N: 145x/m
Resiko gangguan keseimbangan suhu tubuh





Immaturitas fungsi termoregulasi






2






Faktor Resiko
Tali pusat atau fumiculus terlihat basah terdapat klem dan terbungkus kassa
Berat badan lahir 1300 gr
Usia kehamilan 37minggu
Hasil ttv  T:37ºC
                 R:45x/m
                 N:145x/m
Resiko infeksi






Pertahanan imunologis yang kurang




3



DS:  Ibu bayi mengatakan tidak mengetahui tentang kondisi anaknya
DO: Ibu bayi bertanya tentang kondisi bayinya
Ibu bayi terlihat bingung mengenai kondisi bayinya
Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan bayi BBLR
Kurang terpaparnya informasi
E.       Prioritas Diagnosis Keperawatan
a.       Resiko gangguan keseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan immaturitas fungsi termoregulasi
b.      Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan immunologis yang kurang
c.       Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan bayi BBLR berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi



















F.       Rencana tindakan keperawatan

No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1














Resiko gangguan keseimbangan suhu tubuh











Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3Xshift dinas masalah resiko gangguan keseimbangan suhu tubuh tidak terjadi dengan kriteria hasil:
•      Suhu tubuh normal 36,5ºC-37,5ºC
•      Tidak ada perubahan warna kulit
•      Akral teraba hangat
1.      kaji adanya perubahan warna kulit
2.      observasi temperatur suhu tubuh / 2jam sekali
3.      letakan bayi pada alas yang hangat dan kering
4.      berikan minyak telon yang dapat menghangatkan bayi
5.      berikan baju atau selimut tambahan
1.      Mengetahui perubahan suhu tubuh
2.      Mengetahui perubahan suhu tubuh secara terus menerus
3.      meminimalkan kehilangan panas tubuh
4.      menghangatkan tubuh bayi
5.      menciptakan kehangatan lingkungan




Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3Xshift dinas masalah resiko infeksi tidak terjadi kriteria hasil
•      Bayi aktif bergerak
•      Bayi Dapat menyusu dan menangis kuat
1.      Kaji dan observasi tanda-tanda infeksi
2.      Lakukan tehnik bersih dan aseptic ketika melakukan tindakan
3.      Pakai baju khusus ketika masuk kamar bayi bila memungkinkan
4.      Lakukan perawatan tali pusat dan jaga agar tetap kering dan bersih.
5.      Jaga kebersihan badan dan lingkungan bayi
6.      Hindarkan kontak bayi sehat dengan bayi yang sakit.
7.      Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
1.      Mendeteksi secara dini adanya infeksi
2.      Mencegah timbulnya infeksi
3.      Mencegah infeksi dari pakaian perawat
4.      Mencegah infeksi tali pusat
5.      Mengurangi media untuk pertumbuhan bakteri dan jamur
6.      Mencegah penularan infeksi silang dengan bayi lain
7.      Mencegah dan mengobati bila ada infeksi
Resiko Infeksi
Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan bayi BBLR
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3Xshift dinas masalah kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan bayi BBLR dapat teratasi atau teratasi sebagian dengan kriteria hasil
•      Orang tua bayi mengerti mengenai perawatan bayi BBLR
•      Orang tua bayi tidak bingung dan mengerti tentang perawatan bayi BBLR
1.      Kaji pengetahuan orang tua mengenai apa itu bayi dengan BBLR
2.      Berikan penjelasan mengenai keadaan bayi pada orang tuanya
3.      Melibatkan orang tua / keluarga dalam perawatan bayi
4.      Melatih tindakan mengenai perawatan bayi pada keluarga dan orang tua bayi
5.      Evaluasi, tanyakan kembali apa saja yang telah disampaikan dan tanyakan apakah orang tua bayi telah nengerti apa saja yang telah disampaikan perawat
1.      Untuk mengetahui wawasan/ pengetahuan orang tua bayi tentang BBLR
2.      Membuat orang tua bayi lebih mengerti tentang keadaan banyinya
3.      Membantu orang tua agar lebih memahami tentang tindakan pada bayi BBLR
4.      Agar orang tua lebih terbiasa dengan keadaan banyinya
5.      Mengetahui apakah orang tua/ keluarga bayi telah mengerti dan memahami hal-hal yang telah disampaikan oleh perawat

G.      Implementasi
No
DX
Implementasi
Evaluasi tindakan
   1
1.      Mengkaji adanya perubahan warna kulit .
2.      Meletakkan bayi telentang dan kepala lurus,leher sedikit ekstensi.
3.      Mengamati tanda-tanda sianosis
1.      Warna kulit kemerahan
2.      Bayi diletakkan dengan kepla lurus dengan diberi kain
3.      Sianosis tidak terlihat
  2
1.      mengkaji adanya perubahan warna kulit
2.      Mengobservasi temperature
3.      Meletakkan bayi pada alas yang hangat dan kering
4.      Memberikan minyak telon yang dapat menghangatkan bayi.
1.      Warna kulit kemerahan/pink
2.      Temperatur : 36,8 
3.      Bayi diletakkan pada kain hangat dan diberikan selimut.
4.      Minyak telon yang telah di berikan di tubuh lengan dan kaki
  3
1.      Mengkaji pengetahuan orang tua tentang penyakit klien.
2.      Memberikan penjelasan tentang keadaan bayi.
3.      Melibatkan keluarga dalam perawatan bayi.
4.      Memberikan pelatihan tindakan tentang cara perawatan bayi.
5.      Evaluasi tindakan. Tanyakan kembali apakah orang tua klien telah mengerti mengenai bayi BBLR
1.      Orang tua klien belum mengerti keadaan anaknya.
2.      Orang tua klien tampak sedikit mengerti tentang keadaan anaknya.
3.      Rawat gabung telah dilaksanakan
4.      Orang tua klien mampu mengikuti interaksi dari perawat.
5.      orang tua klien belum dapat mengulang  penjelasan perawat secara lengkap tentang bayi BBLR
H.      Evaluasi
No
DX
Evaluasi
1
S :
O : - Warna kulit bayi kemerahan
      Bayi terlihat tidak menangis
     - Pergerakkan bayi aktif
Hasil TTV:
N : 155 x/menit
R : 60 x/menit              
 T: 36,80C

A : Masalah resiko terjadinya perubahan suhu tubuh tidak terjadi.

P : intervensi dilanjutkan
  (1,2,3,4).
2
S :
O : - Bayi terlihat tenang dan tidak menangis
     - Pergerakkan bayi aktif
      - Tali pusat umbilikus terlihat basah
      - Terdapat klem dan terbungkus kassa
      - Warna kulit bayi kemerahan

A : Masalah resiko infeksi tidak terjadi
P : Intervensi dilanjutkan
  (1,2,3,4,5,6)
3
S : - Ibu bayi mengatakan sedikit memahami tenetang apa
       Yang dikatakan oleh perawat.
O : - Ibu bayi tidak bertanya-tanya lagi.
     - Ibu bayi terlihat paham tentang apa yang dikerjakan
       oleh perawat.
A : Masalah kurang pengetahuan teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi.















BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan biaya perawatan yang tinggi.

B.       Saran
1.      Meningkatkan pengawasan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
2.      Menambah informasi dan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
3.      Meningkatkan pelayanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.











DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam.1998, synopsis obstetric. Jakarta :EGC
Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, 2007. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta
Wong, donna,L.2004 . Pedoman klinis keperawatan pediatric. Jakarta : EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGOBATAN HERBAL

OBAT SAKIT GIGI TRADISIONAL

  Obat Sakit Gigi Tradisional Penyebab sakit gigi bisa beberapa hal, diantaranya gigi berlubang, retak, terkikis, kebanyakan makan permen ka...