ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN FEBRIS

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih bila anaknya mengalami demam.
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Elizabeth J. Corwin, 2000). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (E. Oswari, 2006). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Definisi
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Elizabeth J. Corwin, 2000). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (E. Oswari, 2006). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2004).
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh secara abnormal. Febris/demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi(Guyton, 1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8C.Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya perubahan pusat termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal (Donna L. Wong, 2003).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain:
a.       Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
b.      Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
c.       Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d.      Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e.       Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bacterial.


Jenis Demam
Ciri-ciri
Demam septic
Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun hingga diatas normal, sering disertai menggigil dan berkeringat
Demam remitten
Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak pernah mencapai normal. Perbedaan suhu mungkin mencapai 2 derajat namun perbedaannya tidak sebesar demam septik.
Demam intermiten
Suhu badan turun menjadi normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam terjadi dua hari sekali disebut tertiana dan apabila terjadi 2 hari bebas demam diantara 2 serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia

B.       Etiologi,,
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2000).
Menurut Guyton (2000), demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang menyertai demam.
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi febris,diantaranya
a.       Suhu lingkungan.
b.      Adanya infeksi.
c.       Pneumonia.
d.      Malaria.
e.       Otitis media.
f.       Imunisasi

C.      Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a.       Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8C - 40C)
b.      Kulit kemerahan
c.       Hangat pada sentuhan
d.      Peningkatan frekuensi pernapasan
e.       Menggigil
f.       Dehidrasi
g.      Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5C - 40C, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).

D.      Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.

E.       Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Biodata
Klien: nama,umur,jenis kelamin,pendidikan terakhir,agama,alamat,tanggal MRS,tanggal pengkajian ,nomer register,diagnose medis



b.      Riwayat kesehatan
a)      Keluhan utama
Saat MRS : keluhan yang menyebabkan klien diharuskan untuk berada di rumah sakit
Saat pengkajian : keluhan utama yang paling dirasakan saat pengkajian
b)      Riwayat penyakit sekarang
P  : Poliatif-Provokatif : penyebab dan faktor yang memberat atau meringkan
Q : Qualitas – quantitas : berat dan intensitas keluhan
R : Regio : daerah dan penyebaran keluhan
S  : skala : 1-10 dimana keluhan dirasakan ringan,sedang,berat
T  : time : waktu terjadinya keluhan      
c)      Riwayat penyakit dahulu : penyakit yang pernah diderita klien
d)     Riwayat penyakit keluarga
e)      Genongram : garisn keturunan klien,menurun 3 generasi
c.       ADL
Pada aktivitas dirumah dan dirumah sakit meliputi makan dan minum ,istirahat tidur,eliminasi,kebersihan diri,dan pola lain
d.      Data psikososial
e.       Data spiritual
f.       Pemeriksan fisik
a)      Tingkat kesadaran dan GCS
b)      TTV
c)      Antropometri meliputi TB dan BB
d)     Kepala dan leher
e)      Integumen dan kuku
f)       Thorax
g)      Jantung
h)      Abdomen
i)        Ekstremitas
j)        Neurologi
k)      Genetalia dan anus
l)        Ekstremitas atas dan bawah
m)    Pemeriksaan penunjang ,lab,rontgen,ekg
n)      Penatalaksanaan terapi ,diet,obat,infuse
o)      Pemeriksaan penunjang
1)      Laboratorium
2)      Foto rontgent
3)      USG
p)      Diagnosa Keperawatan
1)      Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.
2)      Hipertermia  berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
3)      Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaforesis.
4)      Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit

2.      Intervensi
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
(NOC)
Intervensi
(NIC)
1.
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.
Batasan karakeristik :
·   Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal
·   Serangan atau konvulsi (kejang)
·   Kulit kemerahan
·   Pertambahan RR
·   Takikardi
·   Saat disentuh tangan terasa hangat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24jam klien menunjukkan temperatur dalam batas normal dengan kriteria hasil:
·  Suhu Tubuh dalam batas normal
·  Bebas dari kedinginan
·  Suhu tubuh stabil 36,50-37,50c
·  Termoregulasi dbn
·  Nadi dbn
<1 bln : 90-170
<1 thn : 80-160
2 thn   : 80-120
6 thn   : 75-115
10 thn : 70-110
14 thn : 65-100
>14thn : 60-100
·  Respirasi dbn
 BBL : 30-50 x/m
Anak-anak : 15-30 x/m
Dewasa : 12-20 x/m
Fever treatment
·     Monitir suhu sesering mungkin
·     Monitor IWL
·     Monitor warna dan suhu kulit
·     Monitor tekanan darah, nadi dan RR
·     Monitor penurunan tingkat kesadaran
·     Monitor WBC, HB dan CT
·     Monitor intake dan output
·     Kolaborasikan pemberian antipiretik
·     Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
·     Selimuti pasien
·     Berikan cairan intravena
·     Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
·     Tingkatkan sirkulasi udara
·     Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil

Temperature regulation
·     Monitor suhu minimal tiap 2 jam
·     Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
·     Monitor TD, nadi dan RR
·     Monitor warna dan suhu kulit
·     Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
·     Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
·     Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
·     Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negative dari kedinginan
·     Berikan antipiretik bila perlu

Vital Sign Monitoring
·    Monitor TD, nadi, suhu dan RR
·    Catat adanya fluktuasi tekanan darah
·    Monitor VS pada saat pasien berbaring, duduk atau berdiri
·    Monitor TD , nadi, RR, sebelum, selama dan sesudah aktivitas
·    Monitor kualitas dari nadi
·    Monitor frekuensi dan irama dari pernafasan
·    Monitor suara paru
·    Monitor pola pernafasan abnormal
·    Monitor warna, suhu dan kelembaban kulit
·    Monitor sianosis perifer
·    Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
·    Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
2.
Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24jam anak bebas dari cidera dengan kriteria hasil:
·  Menunjukan homeostatis
·  Tidak ada perdarahan mukosa dan bebas dari komplikasi lain
·     Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
·     Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
·     Menghindari lingkungan yang berbahaya misalnya memindahkan perabotan
·     Memasang side rail tempat tidur
·     Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
·     Membatasi pengunjung
·     Memberikan penerangan yang cukup
·     Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
·     Mengontrol lingkungan dari kebisingan
·     Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
·     Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit.
3.
Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaphoresis, faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan (hipermetabolik).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24jam volume cairan adekuat dengan kriteria hasil:
·   Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
·   Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
·   Tidak ada tanda- tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan.
Fluid management:
·    Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
·    Monitor status dehidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)
·    Monitor vital sign
·    Monitor asupan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian
·    Lakukan terapi IV
·    Monitor status nutrisi
·    Berikan cairan
·    Berikan cairan IV pada suhu ruangan
·    Dorong masukan oral
·    Berikan penggantian nasogastrik sesuai output
·    Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
·    Anjurkan minum kurang lebih 7-8 gelas belimbing perhari
·    Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
·    Atur kemungkinan transfusi
4.
Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam ansietas klien/keluarga hilang dengan kriteria hasil:
·   Klien/keluarga dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh
·   Klien/keluarga mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan
·   Klien/keluarga mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit
·     Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien/keluarga mengenai hipertermi
·     Berikan informasi pada klien/keluarga yang akurat tentang penyebab hipertermi
·     Validasi perasaan klien/keluarga dan yakinkan klien/keluarga bahwa kecemasan merupakan respon yang normal
·     Diskusikan dengan klien/keluarga rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan penyakit


3.      Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

4.      Evaluasi
Merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan yang berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
Subjektif     : Keluhan yang dikatakan pasien
Objektif      : Keluhan yang dilihat atau dikaji perawat
Asesment    : Penilaian masalah teratasi sebagaian/ belum
Planning      : Rencana lanjut jika masalah belum teratasi















BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengkajian
1.      Identitas
Nama pasien                 : An. FU
Umur                            : 16 Tahun
Jenis kelamin                 : Perempuan
Agama                         : Islam
No RM                           : 10.02.49
MRS                           : 29 April 2018, Jam 15.00WIB
Tgl. Pengkajian            : 3 Mei 2018, Jam 10.00 WIB
Diagnosa Medis           : Febris

2.      Keluhan Utama
Panas dengan suhu 40,40 C
3.      Riwayat Keperawatan
Riwayat Perawatan Sekarang
suhu bayi 40,40 C dan diberi minum paracetamol 500mg.
4.      Pemeriksaan Fisik
Kesadaran             : GCS : E= 4, M= 6, V= 5 Composmentis
Nadi                      : 110x/ menit dengan kekuatan lemah
Pernafasan             : 28x/ menit dengan irama reguler
Suhu tubuh            : 404 0 C

Kulit : Berkeringat, lembab, turgor baik, tampak kemerahan di seluruh tubuh. Warna kulit pucat.
Mata :
-          Konjungtiva    : tidak anemis
-          Sclera              : tidak ikteric
-          Pupil                : normal berbentuk bulat, diameter 3 mm kanan kiridan reflek cahaya ( + ) langsung
Kepala :
-          Rambut           : warna hitam, lurus,
-          Kulit kepala     : tidak ada laserasi, kulit kepala berminyak.
Hidung :
-          Septum deviasi tidak ada, concha normal, tidak ada polip, rongga hidung bersih, tidak ada cuping hidung.

B.       Diagnosa


 NO
DATA FOKUS
Diagnosa
1.

Pasien panas tinggi
Suhu tubuh 40,4 0 C
Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi



   2



pasien mengatakan tubuhnya seperti tidak bertenaga, lemas, jika berjalan kaki kanan terasa sakit jika diangkat

RR : 28 x/ menit
Nadi : 110x/menit
Kulit dan bibir pucat
Intoleransi aktivitasberhubungan dengan kelemahan fisik.













C.      Rencana Keperawatan

No
DP
TUJUAN
INTERVENSI
TTD
1.




Hypertermia b.d proses infeksi



Temperatur dalam batas normal setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
Kriteria Hasil:
   Suhu tubuh stabil 36-370C

1.      Pantau suhu klien,  perhatikan menggigil /diaforsis
2.      Berikan minuman sesuai kebutuhan
3.      Berikan methylprednisolon 3x 15mg /hari




2.
Intoleransi aktivitas b.d.kelemahan fisik











Toleransi aktivitas pasien meningkat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
KH   :
   RR :20 kali/menit
   Nadi: 116 kali/menit
   Kulit dan bibir tidak pucat
1.      Ukur tanda – tanda vital sebelum dan sesudah beraktivitas
2.      Tingkatkan aktivitas perawatan diri klien
3.      Ajarkan pasien metode penghematan energy untuk aktivitas
4.      Luangkan waktu istirahat selama aktivitas, lebih baik duduk daripada berdiri  saat melakukan aktivitas kecuali hal ini memungkinkan
5.      Identifikasi dan dorong kemajuan  klien












D.      Implementasi
No
Dx
CATATAN KEPERAWATAN
RESPON
TTD
1.









Hypertermia b.d proses infeksi







1.      Pantau suhu klien setiap 2 jam,  perhatikan menggigil /diaforsis
2.      Berikan minuman sesuai kebutuhan
3.      Berikan methylprednisolon 3x 15mg /hari
4.      Ukur tanda – tanda vital sebelum dan sesudah beraktivitas




1.      Suhu  pasien 400 C
2.      Pasien minum air putih sesuai kebutuhan
3.      Pasien meminum obat tanpa alergi
4.      TTV
Sebelum
Nadi : 110x/menit
Nafas: 28x/menit
Setelah
Nadi : 110x/menit
Nafas: 24x/menit
2.



Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
1.      Tingkatkan aktivitas perawatan diri klien
2.      Ajarkan pasien metode penghematan energy untuk aktivitas:
3.      Luangkan waktu istirahat selama aktivitas, lebih baik duduk daripada berdiri  saat melakukan aktivitas kecuali hal ini memungkinkan
4.      Identifikasi dan dorong kemajuan  klien
1.      Pasien bekerjasama dengan baik
2.      Pasien mendengar dan mengaplikasikannya













E.       Catatan Perkembangan
No
Dx
CATATAN PERKEMBANGAN
TTD
1.

1


S  : -
O : Suhu 39,80C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan semua intervensi

2.

2

S  : Pasien mengatakan badan terasa lebih baik.
O : pasien tampak rileks
A   : Masalah teratasi sebagian
P   :  Lanjutkan semua intervensi




















BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang menyertai demam.




https://www.effectiveratecpm.com/hcvpzubeb?key=5050ab743ce411d6f9e96da164ca1723










DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. (1990). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta, EGC.

Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.

PENGOBATAN HERBAL

OBAT SAKIT GIGI TRADISIONAL

  Obat Sakit Gigi Tradisional Penyebab sakit gigi bisa beberapa hal, diantaranya gigi berlubang, retak, terkikis, kebanyakan makan permen ka...